home accounting

home accounting

Tuesday 7 October 2014

harga transfer (manajemen keuangan)



Harga transfer
 Harga transfer (transfer price) adalah harga yang dibebankan jika satu segmen perusahaan menyediakan brang atau jasa kepada segmen lain dari perusahaan yang sama.
Pendekatan umum untuk menetapkan harga transfer sebagai berikut:

1.       Memperbolehkan manajer terlibat dalam transfer untuk mengalokasikan harga transfer mereka sendiri.
2.       Menetapkan harga transfer berdasarkan biaya (at cost) menggunakan biaya variable ataupun biaya penuh (penyerapan).
3.       Menetapkan harga transfer berdasarkan harga pasar.

Tujuan Harga Transfer
Harga transfer yang terjadi antar unit harus mencapai beberapa tujuan, antara lain:
·         Memberi informasi yang relevan kepada masing-masing unit usaha untuk menentukan imbal balik yang optimum antara biaya dan pendapatan perusahaan.
·         Menghasilkan keputusan yang selaras dengan cita-cita (meningkatkan laba unit usaha namun juga dapat meningkatkan laba perusahaan).
·         Membantu pengukuran kinerja ekonomi dari unit usaha individual.
·         Sistem tersebut harus mudah dimengerti dan dikelola.

-          Harga transfer devisi penjualan berdasarkan Biaya
Banyak perusahaan menetapkan harga transfer berdasarkan biaya variable atau biaya penuh (serapan) yang ditimbulkan oleh divisi penjualan. Walaupun penerapa pendekatan biaya untuk penetapan harga transfer ini elatif sederana tetapi memiliki beberapa kekurangan.
1.       Penggunaan biaya terutama biaya penuh sebagai harga transfer dapat mengarah pada keputusan yang buruk dan oleh karenanya pada suboptmalisasi.
2.       Jika biaya digunakan harga transfer, divisi penjualan tidak akan pernah menghasilkan laba dari setiap transfer internal.
3.       Penentuan harga transfer yang berdasarkan pada biaya adalah bahwa metode ini tidak menyediakan insentif untuk mengendalikan biaya.

Harga transfer Negosiasi
Harga transfer negosiasi (negotiate transfer price) adalah harga transfer yang disepakati antara devisi penjualan dan divisi pembelian.
Keunggulan harga transfer negosiasi:
1.       Pendekata ini melindungi otonomi, divisi dan konsisten dengan semangat desetralisasi.
2.       Manajer divisi cenderung memiliki informasi yang lebih baik mengenai potensi biaya dan manfaat dari transfer tersebut daripada pihak-pihak  lain di dalam perusahaan.
Dalam harga transfer negosiasi para mananer hanya akan menyepakati apabila ada peningkatan laba pada divisinya seperti:
-          Divisi penjualan akan setuju untuk mentransfer hanya, jika laba divisi  penjualan meningkat akibat transfer. (harga batasan bawah)
-          Divisi pembelian akan setuju untuk transfer jika laba divisi pembelin meningkat akibat transfer. (harga batasan Tertinggi)

Contoh:
Harris dan Louder, Ltd., memiliki restoran siap saji dan produsen makan kecil dan berbagi miniuman salah satunya adalah Bir Jahe. Harris dan Louder, Ltd  baru saja membeli Divisi baru, Imperial Beverage yang memproduksi Bir Jahe. Direktur Imperial Beverage mengajak direktur Pizza Maven mengenai pembelian Bir Jahe Imperial Beverage untuk penjualan di Pizza Maven untuk menggatikan Bir Jahe yang biasa dipakai, Manajer pizza Maen setuju sutuju bahwa Bir Jahe imperial Beverage dan Bir Jahe yang biasa dipakai itu kualitas sebanding. Yang menjadi masalahnya hanyalah harga.
Imperial Beverage
kapasitas produksi Bir Jahe setiap bulan
10.000 barel
biaya variabel  Bir Jahe
£. 8 per barel
biaya tetap
£. 70.000
harga Jual Bir Jahe Imperial Beveage dipasar luar
£. 20 pe barel
Pizza Maven
harga beli merek Bir Jahe yang biasa digunakan
£ 18 per barel
konsumsi bir Jahe bulanan
2.000 barel

-          Harga pokok transfer devisi penjualan yang dapat di terima
Divisi penjualan hanya Imperial Beverage akan tertarik pada transfer  jika labanya meningkat. Yang pasti bahwa harga transfer tidak boleh dibawah biaya variable per barel yaitu sebesar  £8


-          Harga pokok transfer devisi pembelian yg paling tinggi yg dapat diterima
Divisi pembeli Pizza Maven, akan tertatik transfer jika labanya meningkat. Dalam kasus ini apabila divisi pembeli apabila memiliki pemasok luar, maka manajer hanya perluh membandigkan harga mana yang paling rendah.
atau jika tidak ada pemasok luar:

-          Devisi penjualan dengan kapasistas yg menganggur, tidak menganggur dan beberapa yg menganggur
ü  Divisi penjulan yang memiliki kapasitas menganggur
Di umpamakan bahwa Imperial Beverage memiliki kapasitas menganggur yang dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan Bir Jahe di Pizza Maven tanpa harus mengurangi penjualan regular. Per bulan Imperial Beverage hanya menjual 7.000, jadi masih ada 3.000 untuk melayani permintaan Pizza Maven sejumlah 2.000 per bulan. Berapkah kisaran harga transfer yang akan membuat kedua divisi lebih baik?
·         Divisi penjual
karena Imperial Beverage memiliki kapasitas menganggur, jadi tidak akan kehilangan penjulan regular, maka divisi akan menetapkan harga transfer terendah adalah  £8 per babel.
·         Divisi Pembeli, Pizza Maven dapat membeli Bir Jahe dengan harga £18 dari pemasok luar, maka Pizza Maven akan menetapkan harga tertinggi adalah £18 per babel.
ü  Divisi Penjulan Tanpa Kapasitas Menganggur
Anggaplah bahwa Imperial Beverage tidak memiliki kapasitas menganggur, Ia menjual 10.000 babel per bulan kepasar dengan harga £20 per babel. Sehingga untuk memenuhi permintaan Pizza Maven, Imperial Beverage harus mengorbankan 2.000 babel dari peelangga regulernnya. Pada kaisara berapakan harga transfer kedua divisi lebih baik?
·         Deivisi penjulan, Imperial Beverage tertarik pada transfer hanya jika:
Karena Imperial Beverage tidak memiliki kapasitas menganggur, maka terdapat penjulan keluar yang hilang. Margin kontribusi per babel atas penjulan luar ini adalah £12 (£20-£8)
jadi, menurut divisi penjualan, harga transfer harus menutupi  pendapatan atas penjualan yang hilang yaitu £20 per babel.
·         Seperti sebelumnya divisi pembelian, Pizza Maven, tidak akan bersedia membayar diatas £18 per babel seperti yang telah dibayarkan pada pemasok luar.
Oleh karena itu divisi penjualan akan berkeras pada harga transfer paling tidak  £20 per babel. Tetapi divisi pembeli akan menolak setiap harga transfer diatas £18 per babel.
ü  Divisi Penjualan Memiliki Beberapa Kapasitas Menganggur
Sekarang umpamakan bahwa Imperial Beverage menjual 9.000 babel per bulan dipasar, maka Imprial Beverage hanya dapat menjual 1.000 babel ke Pizza Maven, mereka tidak dapat membeli 1.000 babel dari Imperial Beverage dan 1.000 dari pemasok luar. Sehingga untuk mengisi 2.000 pesanan Pizza Maven, Imperial Baverega harus mengorbankan 1.000 dari pelanggan regulanya. Pada kaisar berpakah harga transfer kedua divisi ini lebih baik.
·         Seperti sebelumnya, divisi penjualan, Imperial Beverage, akan bersikeras pada harga transfer harus menutupi biaya-biaya variable dan biaya peluang mereka:
Karena imperial Beverage Tidak memiliki kapasitas yang cukup intuk memenuhi seluruhnya pesanan Pizza Maven. Maka akan kehilangan margin kontribusi atas penjualan 1.000 babel.
·         Seperti sebelumnya divisi pembelian, Pizza Maven, tidak akan bersedia membayar diatas £18 per babel seperti yang telah dibayarkan pada pemasok luar.
Dengan penggabungan persyaratan-persyaratan dari divisi penjulan dan divsi pembelian kaisaran harga yang dapat diterima adalah:

-          Evaluasi atas harga transfer yg dapat dinegosiasikan
Transfer hanya akan terjadi Jika transfer dalam suatu perusahaan akan mengakibatkan laba yang lebih tinggi bagi perusahaan. selalu terdapat suatu kisaran harga transfer yang memungkinkan baik divisi penjualan maupun pembelian juga akan mendapatkan laba lebih tinggi jika mereka sepakat  dengan harga transfe.  
-          Aspek internasional dari harga pokok transfer
Sasaran penentuan harga transfer
Internasional

Pajak, bea cukai, dan tariff yg lebih sedikit
Resiko nilai tukar yang lebih rendah
Posisi kompotitif yang lebih baik
Hubungan pemerintah yang lebih baik
Domestik

Otonomi divisi yang lebih besar
Motivasi yang lebih besar bagi manajer
Evaluasi kenirja yang lebih baik
Kesesuaian  tujuan yang baik
 











Saranan penentuan harga transfer berubah apabila melibatkan perusahaan multinasional serta barang dan jasa di transfer melalui batas Negara.
Tujuan penentuan harga transfer internasional beerfkus pada meminimaalkan pajak, bae cukai, dan resiko nilai tukar mata uang asing, serta meningkatkan posisi kompotitif perusahaan dan memperbaiki hubungan dengan pemerintah asing.

Friday 7 February 2014

sistem informasi akuntansi


Tugas Individu Sistem Informasi Akuntansi

AUDIT SYSTEM INFORMASI


Disusun Oleh :





AKUNTANSI S1
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOASIAL
UNIVERSITAS FAJAR
MAKASSAR
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “ Sistem Informasi Akuntansi
Makalah ini berisikan tentang Pengaruh Etika Bisnis dan Profesi khususnya  membahasa bagaimana seorang auditot dalam audit system informasi.
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Sistem informasi Akuntansi
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.



BAB I: PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Informasi merupakan salah satu sumber daya strategis suatu organisasi, oleh karena itu, untuk mendukung tercapainya visi dan misi suatu organisasi, pengelolaan informasi menjadi salah satu kunci sukses. Sistem informasi merupakan salah satu sub sistem organisasi untuk mengelola informasi. Saat ini sistem informasi dioperasikan oleh hampir seluruh sumber daya manusia suatu organisasi sehingga tidak dapat dipisahkan dengan operasi dan kehidupan organisasi. Teknologi informasi merupakan komponen penting dari sistem informasi, selain data/informasi, sumber daya manusia dan organisasi. Teknologi informasi yang dimaksud adalah teknologi telematika, telekomunikasi dan informatika, yang mencakup teknologi komputer (perangkat keras, perangkat lunak) dan didukung dengan teknologi telekomunikasi, khususnya komunikasi data digital sebagai infrastruktur dari jaringan komputer. Perlu teknik untuk mengendalikan dan memastikan bahwa sistem informasi sudah sesuai dengan tujuan organisasi. Audit sitem informasi merupakan suatu cara untuk menilai sejauh mana suatu sistem informasi telah mencapai tujuan organisasi. Penelitian ini ditujukan untuk mencari model untuk mengaudit sistem informasi berbasis kendali. Model yang dikembangkan mencakup: (1) konsep struktur/ kerangka dan
prosedur pelaksanaan audit, (2) materi/ isi yang dijadikan sebagai tolok ukur untuk penilaian dan (3) perangkat lunak bantu yang memudahkan dokumentasi dan pengolahan hasil audit. Pada makalah ini akan diuraikan konsep struktur/ kerangka dan prosedur audit sistem informasi saja, dua bagian lainnya akan disampaikan pada makalah terpisah.

TUJUAN
1.      Mengetahui apa itu audit system informasi
2.      Mengetahui tahapan-tahapan dalam audit system nformasi
3.      Mengetahui tujuan dan keuntungan dari audit system informasi.
BAB II PEMBAHASAN

AUDIT SISTEM INFORMASI

Sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan (collect/ retrieve), memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengendalian suatu organisasi. Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang bermakna dan bermanfaat bagi pemakai. Data adalah fakta yang menyatakan suatu kejadian atau lingkungan fisik yang belum dikelola menjadi bentuk yang bermakna dan bermanfaat bagi manusia. Audit sistem informasi didefinisikan sebagai proses pengumpulan dan evaluasi fakta/ evidence untuk menentukan apakah suatu sistem informasi telah melindungi aset, menjaga integritas data, dan memungkinkan tujuan organisasi tercapai secara efektif dengan menggunakan sumber daya secara efisien. Dalam pelaksanaan audit digunakan etika profesi yang dirumuskan oleh organisasi profesi Information System Audit and Control Association (ISACA)

Dalam melaksanakan audit faktor-faktor berikut harus diperhatikan:
  1.  Dibutuhkan informasi yang dapat diukur dan sejumlah kriteria (standar) yang dapat digunakan sebagai panduan untuk mengevaluasi informasi tersebut,
  2. Penetapan entitas ekonomi dan periode waktu yang diaudit harus jelas untuk menentukan lingkup tanggungjawab auditor,
  3. Bahan bukti harus diperoleh dalam jumlah dan kualitas yang cukup untuk memenuhi tujuan audit,
  4. Kemampuan auditor memahami kriteria yang digunakan serta sikap independen dalam mengumpulkan bahan bukti yang diperlukan untuk mendukung kesimpulan yang akan diambilnya.

Audit Sistem Informasi merupakan pengumpulan dan evaluasi bukti-bukti untuk menentukan apakah sistem komputer yang digunakan telah dapat melindungi aset milik organisasi, mampu menjaga integritas data, dapat membantu pencapaian tujuan organisasi secara efektif, serta menggunakan sumber daya yang dimiliki secara efisien. Audit Sistem Informasi sendiri merupakan gabungan dari berbagai macam ilmu, antara lain: Traditional Audit, Manajemen Sistem Informasi, Sistem Informasi Akuntansi, Ilmu Komputer, dan Behavioral Science. Pada dasarnya, Audit Sistem Informasi dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu Pengendalian Aplikasi (Application Control) dan Pengendalian Umum (General Control). Tujuan pengendalian umum lebih menjamin integritas data yang terdapat di dalam sistem komputer dan sekaligus meyakinkan integritas program atau aplikasi yang digunakan untuk melakukan pemrosesan data. Sementara, tujuan pengendalian aplikasi dimaksudkan untuk memastikan bahwa data di-input secara benar ke dalam aplikasi, diproses secara benar, dan terdapat pengendalian yang memadai atas output yang dihasilkan. Dalam audit terhadap aplikasi, biasanya, pemeriksaan atas pengendalian umum juga dilakukan mengingat pengendalian umum memiliki kontribusi terhadap efektifitas atas pengendalian-pengendalian aplikasi.
Keuntungan adanya audit antara lain :
  • menilai keefektifan aktivitas aktifitas dokumentasi dalam organisasi,
  •  memonitor kesesuaian dengan kebijakan, sistem, prosedur dan undang-undang perusahaan,
  • mengukur tingkat efektifitas dari sistem,
  • mengidentifikasi kelemahan di sistem yang mungkin mengakibatkan
  • ketidaksesuaian di masa datang,
  • menyediakan informasi untuk proses peningkatan,
  • meningkatkan saling memahami antar departemen dan antar individu,
  • melaporkan hasil tinjauan dan tindakan berdasarkan resiko ke manajemen.
Informasi audit harus disimpan dan dijaga sehingga sebuah aksi dapat ditelusuri. Data audit harus dijaga dari modifikasi dan perusakan dari pihak yang tidak bertanggung jawab.

METHODOLOGI AUDIT SISTEM INFORMASI
Dalam pelaksanaanya, auditor TI mengumpulkan bukti-bukti yang memadai melalui berbagai teknik termasuk survey, wawancara, observasi dan review dokumentasi.
            Satu hal yang unik, bukti-bukti audit yang diambil oleh auditor biasanya mencakup pula bukti elektronis. Biasanya, auditor TI menerapkan teknik audit berbantuan computer, disebut juga dengan CAAT (Computer Aided Auditing Technique). Teknik ini digunakan untuk menganalisa data, misalnya saja data transaksi  penjualan, pembelian, transaksi aktivitas persediaan, aktivitas nasabah, dan lain-lain.
            Audit dalam konteks teknologi informasi adalah memeriksa apakah sistem komputer berjalan semestinya. Tujuh langkah proses audit:
  1. Implementasikan sebuah strategi audit berbasis manajemen risiko serta control practice yang dapat disepakati semua pihak.
  2. Tetapkan langkah-langkah audit yang rinci.
  3. Gunakan fakta/bahan bukti yang cukup, handal, relevan, serta bermanfaat.
  4. Buatlah laporan beserta kesimpulannya berdasarkan fakta yang dikumpulkan.
  5. Telaah apakah tujuan audit tercapai.
  6. Sampaikan laporan kepada pihak yang berkepentingan.
  7. Pastikan bahwa organisasi mengimplementasikan managemen risiko serta control practice.

PERKEMBANGAN PENDEKATAN AUDIT SISTEM INFORMASI

Perkembangan teknologi informasi, perangkat lunak, sistem jaringan dan komunikasi dan otomatisasi dalam pengolahan data berdampak perkembangan terhadap pendekatan audit yang dilakukan, tiga pendekatan yang dilakukan oleh auditor dalam memeriksa laporan keuangan klien yang telah mempergunakan Sistem Informasi Akuntansi yaitu (Watne,  1990) :
1)      Auditing Around The Computer. Pendekatan ini merupakan pendekatan yang mula-mula ditempuh oleh auditor. Dengan pendekatan ini komputer yang digunakan oleh perusahaan diperlakukan sebagai Black Box. Asumsi yang digunakan dalam pendekatan ini adalah bila sampel output dari suatu sistem ternyata benar berdasarkan masukan sistem tadi, maka pemrosesannya tentunya dapat diandalkan. Dalam pemeriksaan dengan pendekatan ini, auditor melakukan pemeriksaan di sekitar komputer saja.
2)      Auditing With The Computer. Pendekatan ini digunakan untuk mengotomatisati banyak kegiatan audit. Auditor memanfaatkan komputer sebagai alat bantu dalam melakukan penulisan, perhitungan, pembandingan dan sebagainya. Pendekatan ini menggunakan perangkat lunak  Generalized Audit Software, yaitu program audit yang berlaku umum untuk berbagai klien.
3)      Auditing Through The Computer. Pendekatan ini lebih menekankan pada langkah pemrosesan serta pengendalian program yang dilakukan oleh sistem komputer. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa jika program pemrosesan dirancang dengan baik dan memiliki aspek pengendalian yang memadai, maka kesalahan dan penyimpangan kemungkinan besar tidak terjadi.pendekatan ini biasanya diterapkan pada sistem pengolahan data on-line yang tidak memberikan jejak audit yang memadai.

TAHAP-TAHAP AUDIT SISTEM INFORMASI

Audit Sistem Informasi dapat dilakukan dengan berbagai macam tahap-tahap. Tahap-tahap audit terdiri dari 5 tahap sebagai berikut :
1. Tahap Pemeriksaan Pendahuluan.
Sebelum auditor menentukan sifat dan luas pengujian yang harus dilakukan, auditor harus memahami bisnis auditi (kebijakan, struktur organisasi, dan praktik yang dilakukan). Setelah itu, analisis risiko audit merupakan bagian yang sangat penting. Ini meliputi review atas pengendalian intern. Dalam tahap ini, auditor juga mengidentifikasi aplikasi yang penting dan berusaha untuk memahami pengendalian terhadap transaksi yang diproses oleh aplikasi tersebut. pada tahap ini pula auditor dapat memutuskan apakah audit dapat diteruskan atau mengundurkan diri dari penugasan audit.        
2. Tahap Pemeriksaan Rinci.
Pada tahap ini auditnya berupaya mendapatkan informasi lebih mendalam untuk memahami pengendalian yang diterapkan dalam sistem komputer klien. Auditor harus dapat memperkirakan bahwa hasil audit pada akhirnya harus dapat dijadikan sebagai dasar untuk menilai apakah struktur pengendalian intern yang diterapkan dapat dipercaya atau tidak. Kuat atau tidaknya pengendalian tersebut akan menjadi dasar bagi auditor dalam menentukan langkah selanjutnya.
3. Tahap Pengujian Kesesuaian.
Dalam tahap ini, dilakukan pemeriksaan secara terinci saldo akun dan transaksi. Informasi yang digunakan berada dalam file data yang biasanya harus diambil menggunakan software CAATTs. Pendekatan basis data menggunakan CAATTs dan pengujian substantif untuk memeriksa integritas data. Dengan kata lain, CAATTs digunakan untuk mengambil data untuk mengetahui integritas dan keandalan data itu sendiri.
4. Tahap Pengujian Kebenaran  Bukti. 
Tujuan pada tahap pengujian kebenaran bukti adalah untuk mendapatkan bukti yang cukup kompeten,. Pada tahap ini, pengujian yang dilakukan adalah (Davis at.all. 1981) :
1)      Mengidentifikasi kesalahan dalam pemrosesan data
2)      Menilai kualitas data
3)      Mengidentifikasi ketidakkonsistenan data
4)      Membandingkan data dengan perhitungan fisik
5)      Konfirmasi data dengan sumber-sumber dari luar perusahaan.

5. Tahap Penilaian Secara Umum atas Hasil Pengujian.
Pada tahap ini auditor diharapkan telah dapat memberikan penilaian apakah bukti yang diperoleh dapat atau tidak mendukung informasi yang diaudit. Hasil penilaian tersebut akan menjadi dasar bagi auditor untuk menyiapkan pendapatanya dalam laporan auditan. Auditor harus mengintegrasikan hasil proses dalam pendekatan audit yang diterapkan audit yang diterapkan. Audit meliputi struktur pengendalian intern yang diterapkan perusahaan, yang mencakup :
a)      pengendalian umum
b)      pengendalian aplikasi, yang terdiri dari
*      pengendalian secara manual
*      pengendalian terhadap output sistem informasi
*      pengendalian yang sudah diprogram.

BAB III: KESIMPULAN

Informasi merupakan salah satu sumber daya strategis suatu organisasi, oleh karena itu, untuk mendukung tercapainya visi dan misi suatu organisasi, pengelolaan informasi menjadi salah satu kunci sukses.

Sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan (collect/ retrieve), memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengendalian suatu organisasi.

Audit Sistem Informasi merupakan pengumpulan dan evaluasi bukti-bukti untuk menentukan apakah sistem komputer yang digunakan telah dapat melindungi aset milik organisasi, mampu menjaga integritas data, dapat membantu pencapaian tujuan organisasi secara efektif, serta menggunakan sumber daya yang dimiliki secara efisien.


auditing II


NAMA AKUN
NERACA SALDO
ADJUSTMENT
NERACA SALDO DISESUAIKAN
LAPORAN LABA RUGI
NERACA

D
K
D
K
D
K
D
K
D
K
Kas
       173,525,647


                       647
       173,525,000



       173,525,000

Bank
       291,554,796



       291,554,796



       291,554,796

Piutang
    1,593,225,695


            3,000,000
    1,590,225,695



    1,590,225,695

Persediaan
  13,974,324,050


            5,000,000
  13,969,324,050



  13,969,324,050

Tanah
       750,000,000



       750,000,000



       750,000,000

Bangunan
    1,275,000,000



    1,275,000,000



    1,275,000,000

Kendaraan
       389,600,000

       125,000,000

       514,600,000



       514,600,000

Inventaris
          75,299,500



          75,299,500



          75,299,500

Akumulasi penyusutan

       429,667,426



       429,667,426



       429,667,426
Hutang dagang

    3,296,533,200



    3,296,533,200



    3,296,533,200
Hutang bank,lancar

    4,263,348,971



    4,263,348,971



    4,263,348,971
Hutang pajak

       510,981,818



       510,981,818



       510,981,818
Hutang bank,tidak lancar

    5,684,130,390



    5,684,130,390



    5,684,130,390
Modal saham

       500,000,000
                       647


       499,999,353



       499,999,353
Saldo laba

    2,220,496,818
            5,000,000


    2,215,496,818



    2,215,496,818
Penjualan

  30,395,707,850
            3,000,000


  30,392,707,850

  30,392,707,850


Pembelian
  26,903,654,867



  26,903,654,867

  26,903,654,867



Beban gaji dan tunjangan karyawan
       405,319,600



       405,319,600

       405,319,600



Beban ATK,fotocopy,dan cetakan
          58,432,590



          58,432,590

          58,432,590



Beban telepon, listrik, dan air
          16,711,580



          16,711,580

          16,711,580



Beban BBM,transportasi,dan perjalanan dinas
          25,680,500



          25,680,500

          25,680,500



Beban pemeliharaan aset tetap
       192,562,300

               500,000

       193,062,300

       193,062,300



Beban langganan surat kabar dan majalah
            1,526,000



            1,526,000

            1,526,000



Beban notaris dan konsultan
          35,621,600



          35,621,600

          35,621,600



Beban umum dan administrasi lainnya
          95,661,230


               500,000
          95,161,230

          95,161,230



Beban penyusutan aset tetap
       532,184,700



       532,184,700

       532,184,700



Beban pajak
       510,981,818



       510,981,818

       510,981,818




  47,300,866,473
  47,300,866,473








Hutang lain-lain


                           -  
       125,000,000
                           -  
       125,000,000

                           -  
                           -  
       125,000,000



       133,500,647
       133,500,647
  47,417,865,826
  47,417,865,826
  28,778,336,785
  30,392,707,850
  18,639,529,041
  17,025,157,976







    1,614,371,065


       1,614,371,065







  30,392,707,850


  18,639,529,041